Senin, 24 November 2008

Kemenangan Zakat



Seluruh umat islam yang berpuasa, pasti merasakan kemenangan yang tak terlukiskan oleh apapun. Kenangan-kenangan saat Ramadhan menjadi warna kemenangan saat idul fitri tiba. Ramadhan yang telah dilalui dengan hiruk pikuk kebaikan dan keutamaannya mengantarkan sebuah kemenangan saat bulan pengampunan tiba. Bulan yang menjadikan Fitrah bagi setiap muslim yang berpuasa dan mendapatkan Rahmat Nya. Disetiap pelosok desa, Idul Fitri menjadi momen khusus bagi setiap muslim. Ada kedekatan antara si kaya dan si miskin. Ada kebrsamaan, senyum tulus dan saling memaafkan.


Bagi seorang muslim, Idul Fitri membawa hikmah besar. Yaitu sebuah kemenangan yang bukan sesaat. Namun kemenangan yang harus membekas disetiap sukma dan sanubari seorang muslim. Kebaikan-kebaikan yang telah di pahat selama bulan Ramadhan. Dari sisi ibadah, kemanangan untuk melakukan shalat wajib dan shalat sunnahnya, membaca Alqur’an, berdzikir dan bermuhasabah kepada Allah SWT. Begitupun ketika kita berbagi kebahagiaan dengan anak yatim dan fakir miskin. Mengeluarkan zakat dari harta yang kita miliki untuk senyum para dhuafa dalam hidupnya. Karena dengan berzakat, seluruh anak-anak di pelosok desa bisa mengecap manisnya Idul Fitri. Jika keseharian mereka tak sekerat daging pun ia temui, kini ia pun bisa merasakan semangkok opor ayam dari sang dermawan yang menunaikan zakatnya. Kebahagiaannya tergambar dari raut wajah mereka yang tak disangka-sangka mendapatkan bingkisan istimewa yang berisi aneka rupa makanan untuk lebaran. Inilah sebuah kemenangan zakat bagi para dhuafa di hari idul fitri. Akankah kemenangan ini ia rasakan selamanya? Hingga bertemu lagi dengan idul fitri?.

Potret Zakat pasca Idul Fitri dirasakan Lembaga Amil Zakat semakin meredup. Ini terbukti dari menurunnya jumla penghimpunan yang diterima di bawah rata-rata. Tak pelak, jika para dhuafa yang telah mengecap kebahagiaan dan kemenangan harus kembali merasakan kondisi seperti ketika ia alami sebelum idul fitri. Sebuah upaya merintis program yang dapat dirasakan manfaatnya ole seluruh mustahik menjadi pilihan. Sosialisasi zakat kembali di gencarkan kepada masyarakat, agar tetap berkomitmen menunaikan zakatnya melalui lembaga. Karena dengan menunaikan zakat melalui lembaga, celah untuk terus membahagiakan para dhuafa sangat bisa dilakukan.

Kemenangan zakat juga tidak hanya dirasakan oleh mereka yang menerima zakat, namun oleh yang menunaikan. Karena zakat sebuah tonggak prestasi. Seperti pilar-pilar utama dalam bangunan kesadaran kita. Yang dengannya kita mempunyai definisi tentang siapa diri kita, seperti apa identitas diri kita. Dengan berzakat, kita sedang merancang stasiun kenagan bersama para dhuafa, fakir miskin dan mereka yang telah mendapat manfaat dari kebaikan dan ketulusan kita. Stasiun kenangan menunaikan zakat memberi kita pengertian bahwa kita tidak mungkin setiap waktu, setiap hari, berada dalam puncak prestasi dan kekayaan. Zakatlah yang akan memberi keberkahan yang abadi dalam kehidupan kita. Selain itu, kemenangan berzakat juga telah mendidik kita untuk menjadi seorang muslim yang mempunyai kejujuran dan keikhlasan yang memancarkan kilauan dan sinar, meskipun berjuta mata tidak melihatnya. Itulah permata yang tak ternilai yang dimiliki seorang mukmin hakiki, yang memandang sesuatu dengan hakekat yang sebenarnya, yang melahirkan kebaikan-kebaikan dari setiap perilakunya, yang mengetahui bahwa sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya, yang semua perbuatannya ditujukan hanya untuk Allah Semata.

Ramadhan yang telah di lalui, mengusung kemenangan dari kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh kita. Zakat, Sholat dan Puasa telah menorehkan kebaikan bagi pelakunya, hingga kemenangan itu dikalungkan di pundaknya di raya yang Allah haramkan neraka atas mukmin yang menjadi pilihan-Nya. Seorang mukmin yang terus meretas hidupnya di atas jalan kebenaran. Menelusuri lorong-lorong yang panjang, sepanjang nafas mereka di dunia. Lalu berhenti di sudut-sudutnya, yang menyimpan beragam kebaikan.


Tidak ada komentar: